Jumat, 17 Oktober 2014

SIFAT - SIFAT OBYEK FILSAFAT


Refleksi Perkuliahan Prof.Dr.Marsigit M.A tanggal 10 Oktober 2014
Lecturing by Marsigit 10 Oktober 2014
Obyeknya filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada.Yang ada dan yang mungkin ada mempunyai sifat meliputi yang ada dan yang mungkin ada juga(sedalam dalamnya dan seluas luasnya).Yang mungkin ada biasanya tak pernah terpikirkan.
Sifat-sifat yang ada dan yang mungkin ada,antara lain:
1.Tetap dan Berubah
Tetap artinya segala sesuatu yang tidak berubah,contohnya manusia tetap manusia,manusia adalah umat Tuhan,manusia lahir dan pasti mati.Sehingga lahirlah permendialisme.Anti tesisnya adalah berubah yang merupakan heraditos
2.Satu,Dua atau Banyak
Satu atau monoisme,Dua atau dualisme,Banyak atau pluralisme.Karena begitu luas maka lahirlah kehidupan sekarang(contemporer).Kita diibaratkan seeokor ikan yang berada di lautan yang kemana-mana membawa sensor(filsafat) untuk mendeteksi jenis-jenis air.Tidak sembarang ikan mampu memiliki sensor untuk mendeteksi jenis air.Hanya yang sudah belajar filsafat yang bisa dikatakan memiliki sensor yang baik.
3.Di dalam pikiran dan di luar pikiran
Didalam pikiran,tokohnya Plato sehingga lahirlah idealisme.Sedangkan di luar pikiran,tokohnya Aristoteles sehingga lahirlah realisme.Dengan demikian harmoni dan sehat adalah idealisnya Plato.
4.Analitik a priori dan sintetik a posteriori
Analitik berhubung dengan identitas contohnya A = A,Aku = Aku.Ini adalah hukum tautologi.Dalam matematika murni benar kalau masih ada didalam pikiran.Sintetik berhubung dengan kontradiksi contohnya A tidak sama dengan A,Aku tidak sama dengan Aku.
Pengalaman (empirisisme) tokohnya adalah David Hume dan yang ada di dalam pikiran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes.Lahirlah dua kutub besar filsafat.Terjadi perdebatan antara analitik a priori dengan sintetik a posteriori.Rene Descartes mengatakan tidaklah ada ilmu kalau tidak berdasarkan rasio sedangkan David Hume mengatakan bahwa tidak mungkin ada ilmu kalau tidak berdasarkan pengalaman.Dengan demikian terjadi bagaimana mengawinkan analitik dengan a posteriori dan sintetik dengan a priori?
Misalnya wanita muslim berjilbab itu memang kemistri atau makan dengan senduk juga kemistri.Ini berarti analitik a priori dan sintetik a posteriori.Jika analitik  dikawinkan dengan a priori  itu berarti menyeberang dunia, misalnya pagi dengan malam,siang dengan sore,kemistrinya dimana? maka lahirlah konsistensi dan akhirnya lahirlah koherentisme.Jika analitik dikawinkan dengan a posteriori(baru bisa berpikir setelah melihat) misalnya kucing baru bisa menggerakkan ekor kalau sudah melihat tikus karena kucing tidak punya rencana untuk melakukan sesuatu.Kalau berpikir setelah melihat berarti konsistensinya tidak berjalan.Jika sintetik dikawinkan dengan a priori(bisa berpikir sebelum ketemu) misalnya di facebook sudah membaca profil,belum ketemu tetapi sudah membayangkan ternyata setelah ketemu,profilnya palsu.kalau sintetik bisa di a priori itu berarti bagus,maka lahirlah Imanuel Kant yang mengatakan bahwa Ilmu adalah sintetik a priori.Matematika dikatakan ilmu kalau sintetik a priori.
Sebelum kemunculan Rene Desartes dan David Hume,ada abad gelap(13-15 tahun) didominasi oleh gereja yang berpendapat bahwa struktur dunia adalah geosentris(tata surya berpusat di bumi).Yang menentang aliran ini akan dibunuh.Kemudian lahirlah copernicus sebagai pendobrak.Dia menentang aliran geosentris dengan melahirkan aliran heliosentris bahwa tata surya berpusat pada matahari.Aliran ini dengan pengikutnya galileo  galilei,Bruno.Dengan terbunuhnya galileo galilei dan Bruno,muncullah abad modern(1600-1700M).Imanuel Kant menemukan bahwa intuitfi dengan pengalaman lahirlah kategori yang merupakan basis dari rasionalisme.Matematika bersifat intuitif dan formal.Dari tetap lahirlah absolutisme dan dari berubah lahirlah relativisme.Konstruktifisme lahir dari hermeneutika.Filsafat bahasa adalah analitik.
Setelah pemberontakan yang dilakukan oleh Aguste Compte,lahirlah berbagai ilmu.Dia berpendapat bahwa tataran yang paling rendah adalah spiritual setelah itu normalitas kemudian positivime(scientific).Hal ini justru bertentangan dengan filsafat karena spiritual dalam filsafat menempati urutan paling atas .Ini merupakan kecenderungan dunia.Dunia yang penuh dengan anomali karena spiritual bukan merupakan hal yang didam-idamkan manusia.Maka lahirlah tingkatan manusia yaitu  arcaic(manusia batu/manusia yang belum berbudaya),tribal(manusia yang berbudaya perang,berebut lahan),tradisional,feodal,modern,pos modern,pos pos modern(power now) yang ingin menguasai dunia.Spiritual berada di antara tribal dan tradisional.Oleh karena itu,jika kita ingin melihat dunia,tengoklah ke dalam pikiran kita sendiri karena filsafat adalah diri kita sendiri.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar